Saturday, May 28, 2016

Media Pembelajaran "Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat"

Mungkin bapak/ibu guru pernah mengalami kesulitan dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Setiap siswa adalah unik dan berbeda dalam menangkap apa yang diajarkan oleh guru. Ada yang cepat dalam memahami materi dan ada pula yang
lambat. Bagaimana teknik untuk memudahkan siswa memahami materi konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat? Media Pembelajaran Interaktif Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dibuat untuk meningkatkan pemahaman siswa dan membantu para guru dalam menyajikan materi  yang berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar. Silahkan bapak/ibu guru atau pun siswa yang akan memahami materi ini mendowload media pembelajaran yang di buat oleh Fauzul Kabir Di RSDBI Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin.


download[4]

Wednesday, May 25, 2016

Soal dan Kunci Jawaban Konsep Bangun Ruang Kelas 5 Semester 2

Sumber Foto: http://rumushitung.com/2013/06/18/koleksi-gambar-bangun-ruang-vector-cdr/


Konsep bangun ruang memiliki beberapa pengertian. Berikut ini akan dijelaskan konsep bangun ruang menurut Pamungkas, Negoro dan menurut penulis sendiri. Menurut Pamungkas (2012) bangun ruang merupakan bangun matematika yang memiliki isi atau volume. Bangun ruang dalam matematika dibagi menjadi beberapa bangun ruang yakni sisi, rusuk, dan titik sudut. Pada  Sisi merupakan bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan disekitarnya. Rusuk merupakan pertemuan dua sisiyang berupa ruas garis pada bangun ruang sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau lebih.
Sedangkan menurut Negoro (2001) Jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang, maka bangun itu disebut bangun ruang. Bangun ruang dibentuk oleh daerah segi banyak yang disebut sisi. Ada bermacam-macam bangun ruang, diantarnya prisma, kerucut, limas, kubus, tabung dan bola.
Bangun-bangun geometri baik dalam bangun ruang maupun bangun datar merupakan sebuah konsep abstrak. Artinya bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat dilihat maupun dipegang. Bangun-bangun tersebut merupakan suatu sifat dari benda-benda konkret.
Disekolah dasar siswa kelas awal sudah harus dikenalkan konsep bangun ruang. Hal ini diperlukan untuk melatih daya titik ruang para siswa. Bangun-bangun yang dikenalkan di kelas awal merupakan bangun-bangun sederhana seperti kubus, balok, tabung, kerucut, limas, prisma dan bola.Untuk memvisualisasi konsep-konsep tersebut pada kelas awal tidak cukup bila hanya digambarkan di papan tulis. Guru harus memiliki alat peraga. Dari uraian di atas maka bangun ruang dapat didefinisikan sebagai bangun yang memiliki ruang, sisi, titik sudut dan rusuk.
Untuk soal-soal bangun ruang kelas 5 semester 2 dapat anda download di bawah ini
download[4]




Sumber:

Negoro, S., & Harahap, B. (2001). Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pamungkas , A. (2012, April 11). Diwarta. Dipetik April 2012, 2012, dari Diwarta Web site: http://www.diwarta.com
 

Monday, May 23, 2016

5 Cara Orang Tua Memotivasi Belajar Anak



Keluarga merupakan tempat pertama anak tumbuh dan berkembang. Orang tua adalah guru pertama yang memberikan ilmu. Di rumah anak belajar berbagai hal tentang berbagai ilmu, sikap dan perilaku. Hal ini akan menjadikan fondasi bagi kehidupan anak pada masa depan. Selain merawat, mengasuh, dan membesarkan anak, peran orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak sangatlah penting dan utama. Yang harus dilakukan orang tua adalah memilih sekolah untuk anak, membimbing mereka belajar, mendidik sikap dan perilaku, sebagai fasilitator, dan pemberi motivasi belajar. 

Sumber: http://nisrina.co.id/blog/bentuk-perbuat-kebajikan-anak-kepada-kedua-orang-tua/

Ada beberapa cara orang tua dalam memotivasi belajar anak antara lain:
1.      Memberikan Perhatian
Perhatian orang tua sangat penting bagi anak, mungkin banyak orang tua menganggap sepele hal ini namun perhatian orang tua berdampak luar biasa pada diri anak. Misalnya pada saat pulang sekolah orang tua menanyakan apa saja hal-hal yang menyenangkan di sekolah, kesulitan belajar apa yang ia dapatkan atau memperoleh nilai berapa. Dengan perhatian orang tua anak akan termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya baik di rumah maupun di sekolah.
2.      Memberikan Penghargaan
Anak paling suka di beri penghargaan atau hadiah jika dia sukses dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau pada saat dia memperoleh nilai bagus dan berprestasi di sekolahnya. Orang tua seharusnya tanggap akan hal ini. Jangan segan-segan atau pelit memberikan penghargaan atau hadiah pada anak, misalnya buatkan makanan favoritnya, membelikan buku bacaan yang dia suka, ataupun membelikan mainan yang bermanfaat bagi perkembangannya.
3.      Memberikan Pujian
Sering-seringlah mengatakan kepada anak anda bahwa ia adalah anak yang pintar dan cerdas. Pujian yang tulus sangat penting bagia anak dari pada mengajarkan anak berbagai teknik berhitung. Mintalah pada orang sekitar dan gurunya untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi belajar anak anda.
4.      Menciptakan Suasana Belajar Yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan sangat dibutuhkan anak agar termotivasi dalam belajar. Orang tua harus kreatif dalam menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam belajar anak agar anak tidak merasa bosan. Apabila anda mempunyai anak yang masih kecil, misalnya dalam belajar bahasa inggris orang tua bisa mengajak anak melihat film kartun ataupun lagu barat anak-anak yang berbahasa inggris, dengan catatan sambil dibimbing oleh orang tuanya. Suasana belajar yang menyenangkan merupakan syarat mutlak agar anak termotivasi dalam belajar.
5.      Memberikan Hukuman
Selain memberikan pujian dan penghargaan atau hadiah, orang tua juga perlu memberikan hukuman kepada anak yang melanggar tata tertib dalam belajar. Maksud dari memberikan hukuman disini bukan berarti menyakiti secara fisik namun orang tua memberikan proses pembentukan perilaku positif anak. Misalnya jika anak tidak mengerjakan PR, sebagai hukumannya anak disuruh bersih-bersih rumah, atau dikurangi uang jajan. Jadi hukuman harus terfokus pada pembentukan perilaku positif anak bukannya melampiaskan kemarahan orang tua, dengan adanya hukuman diharapkan agar anak lebih disiplin dan termotivasi dalam belajar.

Demikian artikel tentang 5 cara memotivasi belajar anak. Semoga bisa diterapkan dan dapat memberikan manfaat. Wassalam.

Thursday, May 19, 2016

Teknik Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah




Sumber: http://nahason-bastin.blogspot.co.id/2016/02/tips-memenangkan-lomba-karya-tulis.html
Dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah  ada beberapa tahapan yang mesti diperhatikan antara lain:

1.      Tahap Persiapan atau Tahap Mempersiapkan KTI
a). Mengenal Unsur Tulisan
Dalam sebuah karya tulis ilmiah, penulis bermaksud menyampaikan hasil pengamatannya terhadap sebuah gejala, atau hasil pemikirannya tentang gejala, konsep atau teori tertentu. Mungkin hanya ada satu atau beberapa hal yang ingin diungkapkan dalam tulisan, namun lebih sering kita dapati bahwa penulis membicarakan beberapa hal yang saling terkait.
b). Menyusun Argumen
Argumentasi adalah sejumlah pertanyaan atau proporsi, satu diantaranya dianggap sebagai kesimpulan dari yang lainnya, sementara pernyataan-pernyataan yang lainnya ini dinilai mendukung kebenaran kesimpulan yang ditarik.. Sebuah argument dapat disampaikan dalam beberapa kalimat, beberapa alenia atau sebuah  tulisan sepanjang satu buku.
c). Menyiapkan Ragang/Kerangka Tulisan
Salah satu cermin keilmiahan sebuah karya tulis adalah perencanaan susunan tulisan secara runtut. Perencanaan susunan tulisan secara runtut berarti proses awal perenungan gagasan dalam bentuk tajuk atau babak sedemikian rupa sehingga membentuk tata urutan. Hasil perencanaan tersebut adalah Ragang/rangka. Dalam konteks penulisan karya ilmiah yang dimaksud dengan ragang adalah rangka yang memperlihatkan rencana keseluruhan muatan tulisan. Rangka tersebut dinyatakan atau ditulis dalam bentuk kata ataupun kalimat. Dengan demikian ragang dapat “direncanakan” didalam benak seorang penulis atau dengan kata lain dituliskan.
d) Menyusun Referensi
Referensi yang berarti daftar acuan/daftar rujukan dalam konteks penulisan adalah sumber yang dirujuk oleh penulis KTI nya, pustaka yang tidak dirujuk dalam suatu karya tulis ilmiah tidak perlu dicantumkan.

2.      Tahap Penulisan dan Penyusunan KTI
a)      Menata Alur Wacana
Kata wacana sering diberikan makna gagasan awal yang belum matang dan sengaja dilontarkan untuk memperoleh tanggapan. Kendati demikian wacana merupakan satuan bahasa yang terbesar dan terlengkap yang terdiri dari beberapa kalimat dan setiap kalimat dalam wacana itu berhubungan dengan kalimat lain atau dengan kerangka acuannya. Hubungan antara kalimat inilah yang membuat kalimat itu dipahami secara lengkap, dan juga memungkinkan terjadinya hubungan dialogis. Hubungan antar kalimat tersebut biasanya disebut sebagai hubungan kohesif. Untuk menyusun sebuah wacana yang apik itu digunakan tata bahasa dan kosa kata yang tepat.
b)     Menyusun Paragraf
Paragraf merupakan bagian dari sebuah wacana tertulis yang ditandai dengan mulainya baris baru. Wujud lain yang menjadi penanda paragraph adalah kalimat setiap paragraph terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk sebuah paragraph tentu kalimat-kalimat yang berhubungan satu sama lain yang membentu sebuah gagasan.
Agar sebuah KTI memiliki kualitas baik maka paragraf yang terdapat dalam KTI tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut:
-          Apakah dalam paragraf tersebut hanya terdapat satu gagasan pokok
-          Apakah kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bertalian atau berhubungan satu sama lain secara erat.
-          Apakah pengurutan gagasan-gagasan bawahan (untuk menunjang gagasan pokok) dalam paragraf diwujudkan dengan penataan kalimat yang teratur.
Ketiga factor tersebut ini biasanya disebut dengan istilah kesatuan, kepaduan, dan pengembangan paragraf
c). Penulisan Kalimat
Dalam sebuah karya tulis ilmiah, kalimat merupakan tatanan bahasa yang menghasilkan tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat.
Dua hal yang harus dikenali secara akrab oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah adalah jenis kalimat dan pemahaman kalimat efektif. Mengenai jenis kalimat dapat diuraikan sebagai berikut: jenis kalimat pernyataan (deklaratif), kalimat pertanyaan (interogatif), kalimat perintah dan permintaan (imperative) dan kalimat seruan (eksklamatif)

3.      Tahap Meninjau Ulang dan Menyempurnakan KTI
KTI pada dasarnya menyampaikan gagasan kepada pembaca. Gagasan itu sampai pada pembaca jika terdapat kejelasan. Kejelasan itu dapat mencakup anatara lain:
-          Sistematika
-          Struktur kalimat
-          Ketepatan penulisan (ejaan)
Sebuah tulisan yang tidak runtut atau tidak sistematis akan sulit dipahami pembaca. Tulisan dalam wujud kalimat yang tidak karuan strukturnya juga akan membingungkan pembaca. Tulisan yang penuh salah cetak  dan ejaan tentu akan menjengkelkan pembaca. Kesempurnaan sebuah karya tulis ilmiah ditentukan oleh kecermatan penulis dalam memenggal kata, menulis kata, menulis gabungan kata, memakai huruf capital dan memakai tanda baca.

Sumber: Hamdani, Nizar Alam. 2008. Classroom Action Research. Rahayasa Research and Training